style="font-size: 3mm" href="http://www.free-blog-content.com/">Free Blog Content

height="283" marginwidth="0" marginheight="0" frameborder="no" scrolling=no

Senin, 01 Maret 2010

Ku tunggu kau Ditempat Ini ``

Pagi ini semua terasa seperti biasa,namun saat ku lihat langit-langit kamarku aku terkejut,ternyata ini bukan kamarku melainkan Rumah Sakit dimana sudah dua bulan ini aku dirawat .Karna penyakitku yang tak kunjung sembuh.Aku sungguh tersiksa disini ditambah lagi cuaca pagi ini begitu cerah namun ku tak dapat merasakannya secara langsung.Akhirnya aku nekat keluar Kamar dimana bau-bauan obat serta infus terus membayangiku.Perlahan aku berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah gontai.Tiba-tiba aku pun terkejut saat ada seseorang yang memegang pundakku.
``Loh Moz mau kemana?``
Aku pun menoleh dengan ekspresi wajah terkejut.Ternyata yang memegang pundakku adalah suster Emi yang biasa merawatku.
``Eh suster,aku mau ketaman bosen dikamar terus,suster mau ikut?``
Ajakku.
``Aduh maaf Moza suster masih ada pasien,mungkin lain kali aja ya``
``Y`udah deh aku ketaman ya sus``
``Iya hati-hati jangan terlalu capek nanti kondisi kamu drop lagi loo``nasehat Suster Emi.
``Ok deh BOS``Aku pun melambaikan tangan dan berlalu pergi meninggalkan suster Emi yang heran melihat tingkahku.
Bosan melihat taman aku pun diam-diam keluar pagar rumah sakit untuk menuju suatu tempat dimana aku dapat merasakan jiwaku yang rapuh dan mati hidup kembali.Ya dibawah pohon beringin berukuran besar ini aku biasa menghabiskan waktuku untuk sekedar menghirup udara segar dan mengenang kisah indahku 6 tahun silam,bersama seseorang yang senyumnya masih tersimpan indah dibenakku hingga saat ini.Aku pun menyandarkan bahu ku dipohon yang kusebut Magig tree,dan mencoba mengingat kejadian 6 tahun lalu,dulu disini,ditempat ini aku dan Alvin cinta monyetku sering menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah,dengan baju seragam putih biru kami bermain sepuasnya ditempat ini,kami memang bukan seperti remaja pada umumnya yang senang pergi kemall atau tempat-tempat hiburan untuk sekedar bercanda tawa,karna menurut kami dibawah pohon inilah tempat hiburan yang paling menarik dan mengandung magic.Saat itu sepulang sekolah Alvin mengajakku keMagic tree ia begitu bersemangat mengayuh sepeda dan bersiul-siul aku heran namun hanya dapat bertanya-tanya dalam hati.
``Udah sampe``kata Alvin seraya menyetandarkan sepedanya,aku pun turun dari boncengan.
``Vin kamu mau ngapain sih ngajak aku kesini tumben-tumbenan,biasanya juga aku yang ngajak kamu duluan, mana mau ujan lagi``ucapku sambil meletakkan tas sekolahku dikeranjang sepeda Alvin
``Udah jangan banyak omong mending tutup mata kamu terus ikut sama aku``kata Alvin
``Uh dasar aneh yaudah deh``
Aku pun menurut dan mengikuti kemana arah Alvin membawaku
``Nah udah sampe,sekarang buka matanya``suruh Alvin
Aku pun membuka mata perlahan dan alangkah terkejutnya aku melihat tulisan dari taburan kelopak lily yang bertuliskan``ALVIN JUST FOR MOZA``aku senang bercampur bingung akupun menatap kearah Alvin dan bertanya``Apaan nih maksunya``
Alvin pun menggengam erat tanganku,dan berkata
``Ini semua buat kamu,buat nunjukun bahwa Alvin CUMAN BUAT Moza,Alvin sayang banget sana Moza,Alvin janji seumur hidup Alvin cuman buat jagain Moza,dan Alvin juga janji enggak akan ninggalin Moza sampai kapanpun,Moza mau ya jadi pacar Alvin buat yang pertama dan terakhir``dengan mata berkaca-kaca aku menjawab pertanyaan Alvin
``Iya Moza mau``
``Bener``tanya Alvin meyakinkan
Aku pun mengangguk,saat itu aku menangis karna bahagia.Namun tangis bahagiaku berubah menjadi tangis kepedihan saat Alvin meninggalkanku dihari jadi hubungan kami yang kedua tahun,ia memutuskan hubungan begitu saja tanpa alasan yang jelas,saat itu aku kelas 1 SMA ku fikir semua itu hanya lelucon namun saat Kiki teman sekelas Alvin mengatakan bahwa Alvin pindah keBandung saat itu aku baru sadar bahwa Alvin benar-benar meninggalkanku.Aku sangat terpukul karna selama ini hubungan kami baik-baik saja tidak ada isyarat yang mengatakan bahwa kami akan berpisah.Dua tahun setelah kejadian itu aku divonis mengidap kanker hati stadium dua aku semakin terpukul dan sempat ingin bunuh diri,untung saja ada sahabat-sahabatku yang menasehati dan menyadarkanku dan aku dapat bertahan sampai sekarang.Meskipun sekarang diusiaku yang ke20 tahun kanker hatiku telah mencapai stadium akhir dan dokter mengatakan aku hanya dapat bertahan 3 bulan,aku tetap dapat tersenyum saat menunggunya kembali padaku dipohon ini,hampir setiap jam disisa hari-hariku kuhabiskan untuk menatap pohon beringin yang sudah tua dan rapuh sama seperti diriku dan berharap keajaiban datang dan membawanya kembali padaku.Belum habis hayalanku aku sudah dikejutkan dengan suara melengking yang memanggil namaku
``Moza……..``
Aku pun tersentak dan terjaga dari ayalku ternyata itu Memey sahabatku sejak SMA.
``Moza kamu kamana aja sih orang rumah sakit pada ribut nyariin kamu,tuh,kata suster Emi kamu pergi ketaman,tapi dicari ketaman enggak ada,semua kawatir,eh kamu malah ketempat ini``cetus Memey
Aku pun hanya tersenyum menatap wajahnya yang lucu saat ia mencemaskanku,Memey memang sahabat yang baik ia selalu memperhatikan kesehatan dan keadaanku yang ringkih ini.
``Lagian sampai kapan sih kamu mau nunggu dia ditempat ini,sadar Moz,dia tu gak bakal datang dan bawa seikat Lili putih kaya yang kamu bayangin selama ini``
``Kamu salah Mey aku yakin suatu saat dia bakal datang,buat nemuin aku,aku juga yakin dia masih menyimpan semua perasaan itu buat aku``ucapku lirih
``Tapi ini udah tahun ke6 kalian pisah,dan sampai detik ini kamu gak pernah dapat kabar dari dia kan,Moz hidup kamu gak cuman buat nunggu cowo kaya dia``kata Mey dengan mata berkaca-kaca
``Mey aku tau kamu peduli sama aku tapi kamu juga harus tau aku hidup dan mampu bertahan melawan penyakitku sampai saat ini itu semua karna keinginan aku buat ketemu dia,aku enggak mau pengorbanan yang aku lakuian selama ini sia-sia``
Mey pun terdiam ia langsung memelukku,kami berdua pun menangis dibawah pohon beringin tua ini.Sesekali aku mengusap air mataku dan memandang kearah pohon itu.
``Yaudah yuk kita balik kerumah sakit``ajak Mey.Aku pun mengangguk,sesampainya dirumah sakit diruang VIP no 17 Reza duduk dikursi dengan wajah panik,namun setelah ia melihatku ia langsung memelukku dan berkata``Aduh Moz kamu kemana aja sih aku panik banget,kondisi kamu tu masih belum fit kenapa kamu udah jalan-jalan sendiri.
``Aku enggak papa kok nih liat aku seger bugerkan,hehe``yakinkanku pada Reza
Reza adalah sahabat terbaikku setelah Memey,dia satu-satunya laki-laki yang mau menerimaku dengan penyakit mematikan ini,dia laki-laki yang tulus mencintaiku apa adanya tanpa syarat apapun,mekipun aku takkan pernah bisa balas mencintainya seperti ia mencintaiku. ``Bener gak papa ?``kata Reza
Aku pun hanya tersenyum sambil menatap wajahnya,namun tiba-tiba tatapanku kewajah Reza tak tampak jelas dimataku dan setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi.
Keesokan paginya aku merasa tubuhku terasa kaku dan lemas,aku mencoba membuka mataku tapi tetap tak bisa,tanganku tak dapat digerakkan,kakiku terasa lumpuh,Oh Tuhan apa yang terjadi padaku.
``Moza,bangun dong saatnya minum obat nih,Moz,Moza``Mey memegang tangan Moza dan mengoyang-goyangkan badan sahabatnya itu.
Karna Moza tak kunjung sadar Mey pun memanggil dokter,dotker pun datang memerikasa Moza tak berapa lama Reza juga datang.
``Moza kenapa Mey``Tanya Reza
Mey menggeleng, dengan air mata yang membasahi pipinya``Emm maaf siapa keluarga dari saudari Moza?``kata dokter Heru
``Orang tuanya orang tuanya udah gak ada dok,disini dia tinggal sendiri,ada apa ya dok?``Tanya Reza dengan wajah kawatir
``Mari keruangan saya``kata dokter Heru
``Jadi begini,Moza mengalami suatu masa dimana kita biasa menyebutnya fase kritis,hal ini pada umumnya memang pasti terjadi pada penderita kanker stadium akhir,dan tidak banyak pasien yang mampu melewati masa seperti ini``
jelas Dokter Heru
``Terus apa Moza bakal meninggal dok??tanya Reza
``Saya tidak dapat menentukan umur seseorang,namun saran saya sebaiknya kalian mencari sesuatu yang pernah hilang dari Moza karena dari beberapa kasus hal seperti inilah yang dapat membantu pasien keluar dari masa kritisnya``beber Dokter berkaca mata itu.
``Gimana nih Za??``Mey menangis sesungukan dan reza pun menenangkannya,``Makis dok kami permisi dulu``kata Reza,mereka keluar dari ruangan Dokter Heru dan kembali keruang rawat Moza sambil memikirkan jalan keluar untuk permasalahan ini,saat Reza tertegun dengan ingatannya tentang penyakit Moza tiba-tiba Mey berteriak dan berkata``Reza,,,, aku tau sesuatu apa yang pernah hilang dari Moza``
``Apa??``Tanya Reza dengan wajah bingung``Sesuatu yang pernah hilang dari Moza yaitu Alvin cinta monyetnya,kamu ingetkan tentang Magic Tree yang sering diceritain Moza,??
``Iya-iya aku inget,tapi kita mesti cari Alvin kemana,jangankan alamat tampang secara langsungnya pun aku enggak pernah lihat``kata Reza
``Buku dairy,eya buku itu``Mey kemudian bergegas menuju sebuah lemari kecil disebelah ranjang dimana Moza terbaring lemas,ia lalu mengambil sebuah buku berwarna merah jambu dari laci lemari itu.
``Nah ini dia buku dairy Moza,disini ada foto cinta monyetnya Moza dan juga alamat terdahulunya``Mey lalu membuka lembar demi lembar buku harian itu ternyata benar dibiku itu ada foto Alvin dan alamat rumahnya di Jakarta.
````Yaudah tunggu apa lagi,jangan buang-buang waktu kita harus secepatnya nemuin Alvin dan bawa dia kehadapan Moza``Kata Reza
``Yaudah ayo kita pergi``ucap Mey,
``Moz aku sama Mey bakal cari sesuatu yang hilang dari hidup kamu dan aku yakin kamu bakal sembuh``ujar Reza sambil menggenggam tangan Moza,setelah berpamitan dengan Moza Mey dan Reza pun bergegas pergi menuju alamat yang ada difoto itu.Namun sayang sesampainya mereka ditempat tujuan ternyata penghuni rumah jalan Kamboja 18 itu bukan lagi Alvin dan keluarganya,mereka mengatakan bahwa keluarga Alvin sudah pindah keBandung 6 tahun lalu,dan mereka hanya memberi secarik kertas berisikan alamat salah satu sanak famili Alvin yang masih tinggal diJakarta.Tanpa membuang waktu Mey dan Reza bergegas menuju alamat yang diberikan orang tadi,usaha mereka ternyata tak sia-sia mereka mendapatkan alamat dimana Alvin dan keluarganya tinggal,tanpa membuang waktu mereka melaju menyusuri jalanan dengan mobil BMW merah milik Reza,menuju Bandung,sesampainya dirumah Alvin mereka mengetuk pintu rumah dan saat pintu dibuka alangkah senangnya mereka bahwa ternyata rumah itu memang rumah Alvin,lelaki tampan berkulit putih persis seperti yang ada difoto menyambut mereka dengan hangat.
``Maaf cari siapa ya??``kata Alvin
``Apa benar ini rumah Alvin dan kamu yang bernama Alvin??``Tanya Reza
``Iya saya Alvin,kalian siapa ya,dan ada keperluan apa??``
Mey pun mulai angkat bicara``kami temannya Moza dari Jakarta,apa kamu masih ingat Moza??
Mendengar nama Moza ekspresi wajah Alvin berubah,ia seakan tak suka mendengar nama itu,``siapa Moza saya tidak kenal,baiklah kalau sudah tidak ada keperluan silahkan kalian pergi saya sedang sibuk``kata Alvin dengan suara agak kasar.``Tunggu dulu Vin,kami datang kesini cuman mau bilang Moza KOMA dan dia perlu kamu,kita memang baru sekali ketemu dan aku juga tau kamu punya something trabble sama Moza tapi aku yakin,kamu satu-satunya orang yang bisa bantu Moza saat ini,jadi aku mohon kasih kesempatan aku buat cerita semuanya``mendengar ucapan Mey yangmenggambarkan bahwa Moza sangat membutuhkannya Alvin pun menyuruh Mey dan Reza masuk,mereka menceritakan apa yang terjadi pada Moza,awalnya Alvin masih tidak percaya,Alvin mengira ini hanya jebakan baginya agar ia dan Moza dapat bertemu,namun setelah ia membaca hasil pemeriksaan tim medis tentang penyakit Moza ia baru percaya dan bersedia untuk ikut keJakarta dan menemui Moza``Yaudah aku mau ketemu Moza tapi jangan salah,aku cuman pengen ngebantu sebagai sahabat bukan sebaga kekasih``kata Alvin
Mey dan Reza yang masih bingung mengasumsikan perkataan Alvin hanya mengangguk saja,tanpa berkata – kata malam itu juga mereka pergi menuju rumah sakit Meilia dimana Moza dirawat,dan sesampainya disana Alvin yang sedari tadi diam saat perjalanan menuju rumah sakit,tiba-tiba menangis saat ia melihat tubuh Moza yang lemas,terbaring tanpa ada harapan,entah apa yang difikirkannya namun yang pasti hatinya terluka melihat gadis lincah yang dulu selalu berlari dibawah Magic Tree bersamanya kini tak dapat berkata-kata menyambut kedatangannya.``Kamu liat kan sekarang,gimana rapuhnya dia aku sendiri yang sahabatnya sejak beberapa tahun lalu enggak tega ngeliat keadaannya yang semakin hari semakin memburuk,ditambah lagi setiap hari dia selalu kepohon itu untuk menanti kedatangan kamu yang enggak pasti,itu semua semakin membuat dia ringkih``beber Mey berurai air mata,Reza pun tak sanggup membendung air mata kesedihannya disatu sisi ia senang dapat membawa Alvin kepada Moza namun disisi lain ia juga sedih melihat keadaan Moza dan apa yang akan terjadi setelah Moza sadar,apakah Moza akan kembali pada Alvin dan melupakannya.
Saat mereka hilang dalam isak tangis dan fikiran mereka masing-masing,tiba-tiba mereka terkejut saat ada tangan yang memegang tangan Alvin yang diletakkannya disebelah tubuh Moza,``A…a…Alvin``suara itu sangat lirih namun saat mereka berbalik mereka baru sadar bahwa suara itu adalah suara Moza
mereka pun hampir bersaman mendekati Moza,setelah memastikan bahwa Moza telah sadar Reza keluar ruangan untuk memanggil dokter.``Moza,moza ini Alvin dia datang buat kamu``ucap Mey.Alvin pun tersenyum menatap wajah pucat Moza.``Makasih Mey, kalian udah tepatin janji kalian,sebelum waktu ku habis.,aku seneng ketemu kamu lagi Vin,tapi aku punya 1 permintaan,bawa aku keMagic tree sekarang waktu aku gak banyak``kata Moza dengan nafas tersengkal-sengkal.``Moza kamu ngomong apa aku udah datang dan kamu harus hidup demi aku,Mey dan Reza umur kamu masih panjang``ujar Alvin tanpa melepaskan tangan Moza.Dokter yang baru datang langsung menyarankan mereka untuk membawa Moza ketempat yang diinginkannya.Sesegera mungkin mereka membawa Moza ke Pohon Beringin yang tak jauh dari lokasi rumah sakit.Diatas kursi roda yang biasa menopang tubuhnya Moza menuju Pohon itu dengan Mey dan Reza yang terus menangis,serta tim dokter dan Alvin yang mendorong kursi roda itu.``Moza ini udah sampe,sekarang apa yang mau kamu minta dari aku,aku pasti kabulin``kata Alvin seraya menatap mata Moza yang tak berubah masih menyiratkan cinta yang begitu dalam untuknya.``Aku minta kalian jangan nangis,aku gak pengen ada yang sedih karna aku,semuanya senyum dong``ucap Moza dengan senyum yang mengisyaratkan ketakutan.Semua orang yang ada ditempat itu pun menghapus air mata mereka.
``Nah gitu dong,hehehe``Moza terus saja menunjukan ekspresi yang aneh tak seperti biasanya pertanda apakah ini?lalu ia berkata``Alvin Moza seneng kita bisa ketemu lagi meskipun dengan keadaan Moza yang kaya gini,kamu inget enggak dulu kamu nembak aku disini,dan disini juga kamu janji buat ngejaga aku sampe kapanpun,semuanya masih aku inget,pertengkaran kita,kemarahan kamu karna aku lebih ngebela Joe dari pada kamu,sikap aku yang gak bisa cemburu tiap kamu deket cwe lain,keegoisan aku dan kebencian serta ketidaksukaan kakak kamu sama aku buat kamu ninggalin aku,eyakan??``Tanya Moza kepada Alvin yang masih bingung dari mana ia tau alasan ia meninggalkan Moza.``Kamu tau dari mana soal hal itu semua Moz,?``Alvin bertanya dengan air mata yang mengalir deras dipipinya,melihat tatapan mata Moza,ia menyesal meninggalkan Moza hanya karna alasan sepele``Cinta aku kekamu yang kasih tau itu semua,waktu Moza udah gak lama ada sesuatu yang pengen Moza kasih kekamu``Moza memberikan buku berwarna biru dengan sampul bergambarkan kucing Persia yang amat cantik dengan tangan bergetar,``Disini kamu bakal tau semua yang aku alamin selama kita pisah,A…a...Alvin Moza sayang kamu dulu,sekarang dan sampai kapanpun``ucap Moza dengan terbata-bata.Alvin terus menangis dan memeluk gadis yang sesungguhnya masih ia cintai,dalam tangisnya ia menyisipkan harapan agar Moza dapat betahan dan ia bisa menebus semua kesalahannya,namun semua itu sepertinya hanya harapan tangan mungil yang tadinya mendekap tubuh Alvin terkulai lemah dan terasa dingin.Ternyata Moza telah pergi dengan senyum karena ia pergi dalam pelukan lelaki yang sangat ia cintai.Alvin yang masih mengira Moza masih hidup terus memeluk Moza dengan erat,namun saat ia sadar.``Moza,Moza bangun Moza kamu harus hidup, aku janji bakal ngejaga kamu dan gak akan ninggalin kamu,kamu harus bangun Moza``.Alvin terus mengoyang-goyangkan tubuh Moza dan berharap Moza akan hidup lagi.Semua orang yang ada ditempat itu menangis mengantar kepergian Moza.Tak terkecuali Reza ia sangat kehilangan sahabat sekaligus orang yang ia cintai.Kepergian Moza menbawa bahagia dan cintanya membuat semua orang kagum padanya,karena cintanya ia mau menunggu dengan rasa sakit untuk bertemu Alvin dibawah Magic tree,dan pergi dalam damai dibawah Magic tree pula.Moza dimakamkan dibawah Magic tree sesuai dengan pesannya dalam buku diary yang diberikannya pada Alvin.Ternyata didalam buku itu memang tertulis semua isi hati Moza namun ada satu kalimat yang membuat Alvin tak sanggup menahan tangis setiap membacanya yakni``KUTUNGGU KAU DITEMPAT INI BERSAMA AIR MATA KESAKITAN``.Mey,Alvin,dan Reza akhirnya bersahabat sesekali mereka datang kemakam Moza dan menangis bersama mengingat semua hal indah yang pernah mereka rasakan bersama Moza.1 tahun kemudian tepat saat ulang tahun Moza yang ke 22,Alvin datang kemakam Moza ia membawa seikat Lily putih dan kotak kecil berpita keemasan yang sangat cantik,ia meletakkan Lily itu diatas pusara Moza kemudian berkata``Moza apa kabar??hari ini ulang tahun kamu yang ke22 kan aku bawa bunga kesukaan kamu nih,dan ini cincin buat kamu,aku mau ngelamar kamu Moz``Alvin mebuka kotak kecil itu dan meletakkan sebuah cincin berlian dipusara Moza``Kamu mau kan Moz nikah sama aku??kita bakal hidup bahagia dan bikin sebuah rumah kecil dibawah Megic tree ini``kata Alvin dengan tangan bergetar memegang Nissan Moza,menguraikan air mata kepedihan.Dalam hatinya Alvin berharap saat ia membuka mata ia akan melihat sosok Moza.Dan harapannya ia fikir akan menjadi kenyataan saat ada seorang gadis yang menyapanya dengan lembut.``Alvin….``Alvin pun berbalik dan ia yakin bahwa itu adalah Moza,namun harapannya sirna saat ia tau bahwa itu bukan Moza melainkan Mey dan Reza yang menyusul dibelakangnya,``Alvin,alvin kamu tu harus sadar kalo Moza udah gak ada,dia udah tenang dialam sana,dan aku yakin dia bakal lebih tenang kalo ngeliat kamu tersenyum``Kata Mey,``Bener tu Vin,kamu jangan bikin Moza sedih dialam sana kamu jauh lebih beruntung cewe yang sama-sama kita sayang pergi dipelukan kamu,sedangkan aku apa,tapi aku cukup bahagia pernah kenal dia dan bikin dia tersenyum.Alvin hanya mengangguk,mereka bertiga bergandengan tangan dan memandang kearah Magic tree ,kemudian mengembangkan senyum dibibir masing-masing.
Dalam hatinya Alvin berkata``tunggu aku Moz cepat atau lambat kita pasti bersatu ditempat yang abadi,tanpa rasa sakit dan air mata``



SELESAI``

Tidak ada komentar:

Posting Komentar