style="font-size: 3mm" href="http://www.free-blog-content.com/">Free Blog Content

height="283" marginwidth="0" marginheight="0" frameborder="no" scrolling=no

Sabtu, 27 Maret 2010

PRO KONTRA KARTUN REMAJA

Baru-baru ini seperti yang diberitakan di beberapa media massa, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan statemen bahwa beberapa judul kartun seperti Detective Conan, Naruto, dan Bleach tidak cocok untuk anak-anak. Dengan titik berat perlindungan terhadap anak-anak, ditengarai tayangan tersebut bisa membawa pengaruh negatif terhadap anak-anak. Bagaimana tayangan ini bisa berjalan selama bertahun-tahun di jam-jam buat anak-anak dan apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua?

Gundam Seed Destiny, salah satu anime terpopuler di Japan

Gundam Seed Destiny, salah satu anime terpopuler di Japan

Banyak masyarakat di Indonesia yang masih beranggapan bahwa semua tayangan kartun atau animasi adalah konsumsi anak-anak. Ini sama sekali tidak benar. Mayoritas animasi terutama dari Jepang yang sering disebut anime adalah konsumsi orang dewasa. Bahkan ada kartun yang mengandung unsur-unsur pornografi. Di Australia, regulasi ketat telah diberlakukan untuk memberi proteksi kepada anak-anak terkait tayangan animasi. Serial anime seperti Bleach dan Conan masuk kategori mature (M) karena mengandung moderate animated violence atau kekerasan animasi tingkat sedang. Adapun jam tayangnya selalu malam karena ditujukan kepada orang dewasa yang juga menggemari animasi. Di Jepang sendiri, banyak tayangan anime justru pada saat-saat malam yang jelas-jelas merupakan konsumsi orang dewasa. Di samping itu ada juga anime yang dikategorikan parental guide (PG) di mana orang dewasa perlu mendampingi anak saat menonton guna memberi pengarahan dan pengawasan. Yang masuk kategori ini seperti serial Pokemon dan Yu-Gi-Oh. Mungkin tidak banyak yang tahu jika film animasi terkenal seperti Kungfu Panda termasuk kategori PG sehingga orang tua perlu memberi pengarahan sehabis membawa anak-anaknya menonton.

Detective Conan. Lebih cocok untuk remaja usia tertentu ketimbang untuk anak-anak kecil

Detective Conan. Lebih cocok untuk remaja usia tertentu ketimbang untuk anak-anak kecil

Adapun dampak negatif bagi anak-anak jika menonton tayangan animasi dewasa adalah otak anak-anak belum bisa menyaring informasi yang masuk sehingga cenderung meniru adegan-adegan kekerasan. Selain itu tema-tema yang dibawakan adalah buat kaum dewasa sehingga anak-anak sering menafsirkannya secara tidak pas. Salah satu contoh adalah serial anime top Gundam yang bercerita tentang perang antar robot di masa depan sebenarnya bermuatan tema-tema politik, demokrasi, dan persaingan antar ambisi manusia.

Bagaimana tayangan animasi yang cocok buat anak-anak? Sebagai contoh di Australia, anak-anak disuguhi animasi yang muatannya general (G) atau semua umur. Selain itu banyak juga tayangan non-animasi yang bertujuan mendidik anak-anak mulai dari bidang sains dan teknologi sampai unsur-unsur moral. Saya jadi teringat tayangan Unyil atau Cerdas Cermat di era 80an.

Maka pemerintah melalui KPI sudah selayaknya memberi peringatan kepada stasiun televisi. Diharapkan pihak stasiun televisi bisa memberi porsi lebih kepada pendidikan anak-anak yang merupakan masa depan bangsa dan tidak hanya mengacu kepada profit semata. Kita sebagai orang tua perlu lebih aktif memproteksi anak-anak kita, terlebih di jaman teknologi sekarang di mana anak-anak mendapatkan informasi dengan deras, berbeda dengan ketika kita masih anak-anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar